Rabu, 20 Desember 2017

Makanan Khas dari Jawa Tengah

Holaaaa kaliannnn....☺☺☺


Cara Membuat Kerajinan Topeng dari Limbah Kertas

Haiii..

MACAM-MACAM KERAJINAN

Jenis-jenis kerajinan

1. Kerajinan batik
       Kain batik dibuat dengan cara melukis dengan menggunakan canting dan kuas di
atas kain dengan bahan lilin yang dipanaskan. Hasil proses membatik tersebut dinamakan batik tulis.

Hasil gambar untuk contoh kerajinan batik
https://goo.gl/images/vk8EHs

contoh produk : kain batik, tas, dompet, baju, sandal

2. Kerajinan ukir
       Kerajinan ukir di antara lain berupa seni ukir kayu dan seni ukir logam. Daerah-daerah penghasil
kerajinan ukir kayu di Nusantara, di antaranya adalah Jepara, Cirebon, Bali, Kalimantan, Papua, Madura, dan Sumatra.
       Kerajinan ukir logam terbuat dari perak, tembaga, emas, dan kuningan. Proses pembuatan kerajinan logam banyak menggunakan teknik cetak atau cor, tempa, toreh, dan penyepuhan. Daerah penghasil kerajinan logam di Nusantara, antara lain Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Hasil gambar untuk contoh kerajinan ukir
https://goo.gl/images/vUNvuX

contoh produk : tufa


3. Kerajinan anyaman
       Anyaman banyak kita jumpai, baik berupa benda pakai maupun benda hias. Anyaman dibuat dari bahan alami dan bahan sintetis. Bahan-bahan alami yang digunakan, antara lain bambu, rotan, daun mendong, dan janur.
       Bahan-bahan sintetis yang digunakan, antara lain plastik, pita, dan kertas. Daerah penghasil kerajinan anyaman, antara lain Bali, Kudus, Kedu, Tasikmalaya, dan Tangerang.



contoh produk : tikar, topi (camping), tas, kipas, dompet

4. Kerajinan topeng
       Topeng merupakan hasil karya seni kerajinan yang bisa digunakan untuk keperluan perlengkapan tari dan hiasan. Kerajinan topeng umumnya dibuat dari bahan kayu. Daerah penghasil kerajinan topeng di Nusantara, antara lain Yogyakarta, Cirebon, Bali, Surakarta, dan Bandung. Setiap daerah memiliki ciri khas topeng yang berbeda.
Hasil gambar untuk contoh kerajinan topeng
https://goo.gl/images/vTVvnK

contoh produk : topeng
5. Kerajinan tenun
       Tenun merupakan hasil kerajinan tradisional yang dibuat dengan teknik dan alat khusus. Kerajinan tenun banyak terdapat di Kalimantan, Minangkabau, Sumatra Utara, NTT, NTB, Lampung, Flores, Sulawesi, dan Palembang. Motif yang dibuat pun berlainan di setiap daerah. Berbagai motif tenun dari Palembang, antara lain mawar Jepang, cantik manis, bintang berantai, nago
besaung, dan bunga cino.
       Ada dua jenis tenun, yaitu tenun ikat dan tenun songket.
Keduanya berbeda dalam teknik dan bahan yang digunakan. Berbeda dengan tenun ikat, pada songket
mendapat tambahan benang emas yang diletakkan dengan teknik tusuk dan cukit.


contoh produk tenun :kain, tas, sarung

6. Kerajinan wayang
       Wayang merupakan budaya asli Nusantara, yang ceritanya berasal dari budaya Hindu India. Wayang dibuat untuk seni pertunjukan sekaligus sebagai hiasan. Jenis wayang terdiri atas wayang kulit yang terbuat dari kulit kerbau dan wayang golek yang terbuat dari kayu. Daerah penghasil kerajinan wayang, di antaranya Bali, Yogyakarta, dan Surakarta.
Hasil gambar untuk contoh kerajinan wayang
https://goo.gl/images/5qod1p

contoh produk wayang : wayang kulit

7. Kerajinan keramik
       Keramik merupakan hasil karya seni kerajinan yang berbahan dasar dari tanah. Hasil kerajinan keramik sangat beragam, seperti vas bunga, guci, mangkuk, cangkir, dan lain-lain. Daerah penghasil kerajinan keramik yang terkenal di Nusantara, di antaranya Kasongan (Yogyakarta), Sompok, dan Mayong (Jepara).

Hasil gambar untuk contoh kerajinan keramik
https://goo.gl/images/avn0jV

contoh produk keramik : guci, vas bunga, teko


APA ITU KUE BASAH?

holaaaaa sobat makannn...

PRODUK-PRODUK OLAHAN LIMBAH PLASTIK

Holaaa Kaliannnn....

KESEHATAN DIUKUR DARI BMI

Haiii sobatt sehattt.....

Pada kali ini, saya akan membahas cara mengetahui kesehatan badan seseorang melalui perhitungan Body Mass Index (BMI). BMI adalah ukuran yang digunakan untuk menilai proporsionalitas perbandingan antara tinggi badan dan berat badan seseorang. BMI sering digunakan dokter untuk menilai seseorang itu kegemukan (obesitas) atau tidak. 

Rumus menghitung BMI adalah dengan membagi berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (m)

BMI = Berat (kg) / Tinggi*Tinggi (m)

Apabila BMI anda rendah (<18,5), berarti berat badan anda dibawah normal (underweight). Lebih jauh, ini berarti anda kurang sehat karena asupan kalori harian anda lebih rendah dari pada kebutuhan anda sebenarnya. Oleh karena itu, anda harus mengkonsumsi kalori lebih banyak daripada kebiasaan anda. Sebaliknya, apabila BMI anda tinggi (>24,9) maka berat badan anda berlebih (overweight). itu juga berarti anda kurang sehat karena asupan kalori harian anda lebih banyak daripada kebutuhan anda sebenarnya. Dengan demikian, anda harus mengkonsumsi kalori lebih sedikit daripada kebiasaan anda. Untuk lebih jelasnya, anda dapat melihat tabel BMI dibawah ini.

Hasil gambar untuk tabel klasifikasi bmi

https://goo.gl/images/rkqcVR

Nilai BMI dipengaruhi oleh usia, baik untuk laki-laki maupun perempuan. Nilai BMI dapat tidak sesuai pada derajat kegemukan dari populasi yang berbeda, dalam hubungannya dengan perbedaan proporsi tubuh. Sebagai contoh, ada orang Amerika dan orang Asia memiliki BMI sama. Namun dilihat dari kenyataan, orang Asia tersebut memiliki proporsi massa lemak yang lebih banyak daripada massa otot dibandingkan orang Amerika. Analogi lain, mana lebih berat 'lemak 40 kg + otot 10 kg' atau 'lemak 20 kg + otot 30 kg'? Sama saja kan?

Dengan mengetahui nilai BMI, kita dapat mengetahui apakah kita masuk dalam kategori berat badan kurang, normal, atau kelebihan berat badan dan obesitas (kegemukan). Risiko penyakit yang berhubungan dengan derajat kegemukan, seperti penyakit jantung, kencing manis, bahkan stroke, dapat dilihat dari nilai BMI. Sederhananya, BMI adalah alarm peringatan bagi kesehatan anda. 

BUKU 99 PESAN NABI

holaaaa sobatt membacaaa....

Kali ini saya akan sedikit mengulas tentang buku 99 pesan nabi. Buku terbitan penerbit zahira ini termasuk buku best seller loh. buku ini sudah mencapai buku dengan cetakan yang ke-9. Sebenarnya saya bingung menyebut ini komik atau buku, disebut komik karena isinya berupa komik dan buku karena tebal kali ya ehehe. ya pokonya buku ini tuh saya suka banget. oiya untuk penampakan gambarnya seperti ini yaaa...

Hasil gambar untuk buku 99 pesan nabi

Buku ini berisi tentang fenomena atau kejadian yang terjadi di dunia nyata belakangan ini. Diilustrasikan melalui gambar dan kata-kata serta hadits sebagai bumbu pelengkap mengenai ilustrasi tersebut, menambah kesukaan saya terhadap buku ini, walaupun hitam-putih tetapi terdapat 32 halaman yang full color (berwarna). Bahasa yang digunakan pun bahasa sehari-hari yang dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca, dan juga karakter disini digambar seunik mungkin dan cocok dengan apa yang diperankannya, mengandung banyak pelajaran yang bisa kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan tidak membuat saya bosan dalam membaca buku ini berulang kali. Buku ini juga mendapat respon positif dari para pembaca antara lain , Oki Setiana Dewi yang berkomentar "Sangat kreatif! Perpaduan antara pesan-pesan suci dan indahnya karya seni." dan dari Republika co.id berkomentar "Buku ini dapat dijadikan sumber pembelajaran mengenai kebiasaan dalam Islam, tentunya dengan cara lebih menyenangkan."


REVIEW VASELINE REPAIRING JELLY


holaaaa sobatt....



Kalian punya masalah dengan bibir kering ataupun tumit pecah-pecah? Tenang kawan, itu bisa diatasi dengan vaseline repairing jelly. Vaseline Repairing Jelly menjadi solusi yang tepat untuk memperbaiki kondisi kulit ekstra kering. Sebagai satu-satunya produk petroleum jelly yang menggunakan 100% petroleum jelly murni melalui tiga tahap pemurnian, Vaseline Repairing Jelly dengan zat oklusifnya dapat membantu kulit memperbaiki kekeringannya, dan pemakaiannya bisa menyebabkan berkurangnya penguapan air dari permukaan kulit sehingga memudahkan lapisan epidermis kulit untuk berfungsi secara normal. Selain itu, Vaseline Repairing Jelly telah memenuhi persyaratan kualitas dari BPOM RI sehingga konsumen dapat menggunakannya tanpa kekhawatiran.

Vaseline Repairing Jelly memang dikenal memiliki banyak manfaat. Selain memperbaiki kulit ekstra kering, produk yang sering disebut sebagai Wonder Jelly ini juga dapat memperbaiki berbagai jenis masalah kulit lain seperti: membantu menyembuhkan luka gores kecil, kulit mengelupas dan luka bakar, mengurangi penampakan garis halus dan kering sehingga tepat untuk digunakan sebagai base untuk make-up, membantu meredakan ruam popok pada bayi, dan banyak lainnya. 

Hasil gambar untuk vaseline repairing jelly adalah

Nah saya mencoba produk ini, untuk mengatasi bibir kering dan tumit yang pecah, dan itu Alhamdulillah berhasil kawan. Jika hari ini bibir kalian kering atau tumit pecah, lalu malamnya dioleskan si vaseline ini ke bibir kalian, keesokan harinya bibir yang kering tadi perlahan memudar. Untuk bentuknya sendiri terlihat unik karena rada bulat tapi kotak (?) dan teksture dari vaseline repairing jelly ini tuh berupa gel berwarna putih yang sedikit lengket. dan cara pemakaiannya hanya dioleskan saja ke bagian bibir dan tumit yang kering tersebut, diamkan selama semalaman dan akan lembab dikeesokan harinya. 
Untuk harganya sendiri waktu itu saya beli Rp 21.000 pokoknya sekitaran 20-30 ribuan deh. isinya juga banyak lagi jadi ya lumayan lah untuk harga segitu bisa tahan berminggu-minggu. 


KEVIN-MARCUS JUARA DUBAI SUPER SERIES FINAL 2017

haiii sobatt olahragaa...

Bagi kalian pecinta badminton pasti tau dong, soal duo minions, Marcus Fernaldi/Kevin Sanjaya yang berhasil mejuarai world super series dubai final 2017. Duo minions ini adalah unggulan pertama atau rangking 1 dunia dalam ganda putra atau men's double. Duo minions masuk kedalam grup A bersama Takeshi Kamura/Keigo Sinoda, Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding dan Li Junhui/Li Yuchen. Pada pertandingan pertama melawan melawan Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding menang dengan street game 21-6 dan 21-16. Lanjut ke pertandingan selanjutnya melawan Takeshi Kamura/Keigo Sinoda, tetapi kalah dengan street game 17-21 dan 17-21. Nah dari situ, untuk dapat melaju ke semifinal mereka harus menang melawan pasangan china yaitu Li Junhui/Li Yuchen dan hasilnya adalah mereka menang dengan rubber game 19-21, 21-16 dan 21-18 dan memastikan lolos ke semifinal. 

Nah pada saat klasemen akhir, minions ini menjadi runner up grup, dan mereka akan bertemu juara grup dari grup A yaitu pasangan jepang si Takeshi Kamura/Keigo Sinoda atau bertemu juara grup B yaitu Liu Cheng/Zhang Nan. Dan berdasarkan hasil undian, ternyata mereka bertemu lagi dengan pasangan jepang yang dibabak klasifikasi sudah mengalahkan mereka. Saat Marcus diwawancarai mengenai hasil drawing semifinal "Kami tidak mau terbawa beban karena pertemuan terakhir kalah. Yang penting keluarkan yang terbaik". Dan pertandingan pun dimulai antara pasangan indo vs pasangan jepang ini dan hasilnya adalahhhh mereka menanggg dengan rubber game 21-10, 18-21 dan 21-16, banyak rally rally yang mewarnai pertandingan antar kedua pasangan ini hingga terjadi 120 pukulan, whawwww dan dengan mengalahkan pasangan jepang ini mereka lolos ke FINALLL.

Di partai final ini, minions bertemu pasangan china yaitu Liu Cheng/Zhang Nan yang telah berhasil mengalahkan pasangan denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen. Disaat pertandingan banyak terjadi kejadian lucu hingga tegang. Mulai dari pengembalian shuttlecock, smash-smash dari kedua pasangan yang masih bisa dikembalikan, raket kevin yang lepas dari tangan, hingga jatuh bangun minions dalam mengejar shuttlecock. Dan pada akhirnyaaa perjuangann mereka tidak sia-sia, mereka menjadi JUARA DUBAI SUPER SERIES FINAL 2017 GANDA PUTRA setelah berhasil mengalahkan pasangan china dengan street game 21-16 dan 21-15. Gelar ke-7 mereka setelah berhasil masuk ke final sebanyak 9x.




Dan dibalik permainan energik mereka, ternyata mereka mengaku kurang tidur di malam hari menjelang final. berikut kata mereka "Saya enggak bisa tidur semalam, kalau terlalu ingin (menang), biasanya memang begini. Mata sih merem, tetapi enggak pulas tidurnya. Ini sama saja kejadiannya seperti dimalam sebelum menjuarai All England," ungkap kevin. "Saya juga nggak bisa tidur semalam,cuman lima jam tidurnya. Bahkan bangunnya kepagian, jam 5 pagi sudah bangun," ungkap Marcus. 

Dan ketika mereka sampai di Indonesia, mereka mendapat sambutan dari Menpora dan mendapat bonus sebesar Rp 390 juta rupiah dimana Rp 300 juta dibagi 2 dan Rp 90 juta untuk pelatih.

LAGU DAERAH DAN MAKNANYA

holaaaa sobattt....

setiap lagu pasti mempunyai maknanya tersendiri dong? nah kali ini saya akan membahas mengenai lagu-lagu daerah beserta maknanya


Hasil gambar untuk lagu

1. Judul lagu : Bubuy Bulan
Makna lagu : Lagu ini bercerita tentang kesedihan seseorang yang ditinggalkan oleh kekasih. Kesedihan itu bertambah buruk ketika seseorang itu melihat seseorang yang melewati  setiap pagi dan melihat sorot matanya terkenang oleh kekasih yang dulu meninggalkannya.

2. Judul lagu : Gundul-Gundul Pacul 
    Makna lagu : bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul untuk mencangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya.

3. Judul lagu : Manuk Dadali
    Makna lagu : menggambarkan begitu gagahnya burung garuda yang merupakan simbol negara Indonesia. Burung garuda memegang teguh pancasila di tubuhnya, Pancasila memiliki 5 Sila yang menggambarkan kepribadian bangsa Indonesia.

4. Judul lagu : Apuse 
    Makna lagu : Lagu Apuse mengisahkan tentang perpisahan seorang cucu dengan kakek neneknya. Apuse sendiri artinya kakek atau nenek.

5. Judul lagu : Rasa Sayange
     Makna lagu : Lagu ini merupakan lagu anak anak yang selalu dinyanyikan secara turun-temurun sejak dahulu oleh masyarakat Maluku untuk mengungkapkan rasa sayang mereka terhadap lingkungan dan sosialisasi di antara masyarakat. Jika didengarkan, lagu ini layaknya seperti sajak atau pantun yang bersahutan, yang merupakan tradisi lisan orang Maluku. Oleh karenanya banyak versi dari lagu ini karena liriknya dapat dibuat sendiri sesuai maksud dan tujuan dari lagu tersebut.

6. Judul lagu : O Ina Ni Keke
     Makna lagu : Lirik yang menyebutkan sebagai rasa kasih sayang dari ibu kepada anak yang disayanginya. Namun ternyata anak justru melihat rasa kasih sayang tersebut sebagai ungkapan rasa kemanjaan sehingga tidak adanya timbal balik rasa sayang yang terjalin dari hubungan ibu dan anak tersebut.

7.  Judul lagu : Kicir-Kicir
Makna lagu : Lagu kicir-kicir ini merupakan lagu yang termasukdalam kebudayaan nasional, karena kebudayaandapat merupakan tarian, lagu-lagu daerah dan alat musik yang dilestarikan.bangsa Indonesia merupakan bangsa yang paling beragam kebudayaannya dari mulai bahasa yang digunakan, pakaian adat sampai lagu-lagu dari tiap-tiap daerah pasti memilikinya.

8. Judul lagu : Yamko Rambe Yamko
     Makna lagu : Lagu tersebut adalah lagu tentang peperangan. Di lagu itu para pejuang Indonesia ingin menjadi bunga bangsa. Bunga bangsa itu adalah pahlawan. Yang rela berkorban untuk mempertahankan negara Indonesia ini dari para penjajah.

2

BAGAIMANAKAH KEADAAN DUNIA PADA ZAMAN DAJJAL?

Sulit sekali melukiskan keadaan dunia ketika Dajjal telah menebarkan fitnahnya. Dari awal sebelum kemunculannya, dunia sudah digoncang oleh fitnah kemarau dan paceklik yang menyengsarakan setiap mahluk hidup dalam kurun waktu kurang lebih 3 tahun. Bumi menjadi tandus, tiada tanaman yang bertahan, binatang-binatang ternak banyak yang mati dan hanya sedikit yang bertahan. Setiap manusia yang dalam hatinya ada sedikit iman, akan berpaling menyekutukan Allah SWT dan berbaiat mengakui ketuhanan Dajjal serta hanya menyisakan segilintir orang yang tetap memegang teguh syariat Allah SWT yang dibawa Muhammad SAW. Semoga Allah memasukkan kita kedalam golongan terkecil itu bila Dajjal muncul pada zaman kita ini.

Fitnah Dajjal menebar ke seluruh pelosok negeri yang dilaluinya dan menyerang umat Islam bagaikan virus yang dengan cepat menggerogoti ketahanan tubuh hingga akhirnya melumpuhkannya menjadi tidak berdaya. Perpecahan besar terjadi dikalangan umat Islam sendiri. Umat Islam yang berpegang teguh dengan keimanannya diserang oleh umat Islam yang telah berubah menjadi kaum munafik pendukung Dajjal.

Hasil gambar untuk dunia

Zaman itu bukanlah zaman dimana hati dan perasaan berkuasa, namun logika khali'ah, lacut dan sesat yang bekerja. Nurani manusia telah terbunuh bersama kesulitan hidup yang mereka hadapi dan pelita iman padam tertutup angin kemusyrikan yang menggiurkan. Rasulullah SAW bersabda :"Sesungguhnya dalam tubuh ini terdapat segumpal daging yang mengotori seluruh anggota tubuh lainnya. Apabila ia baik, maka semuanya pun menjadi baik dan apabila ia rusak, maka semuanya pun menjadi rusak. Ingatlah, itu yang disebut hati."

Hati umat Islam kala itu telah tidak berfungsi dengan baik sehingga hal itu mempengaruhi seluruh kinerja tubuh yang berimbas pada buruknya tingkah laku dan pergaulan. Cahaya iman yang tadinya samar-samar menerangi kegelapan relung, seketika padam diterjang badai dahsyat hingga menerbangkannya jauh tak tergapai. Rasulullah SAW megibaratkan kondisi kala itu dengan seseorang yang paginya beriman, sore harinya menjadi kafir.

Dikisahkan bahwa ke mana pun Dajjal menjejakkan kakinya disuatu daerah, maka sebagian besar penghuni daerah itu akan ingkar terhadap Al-Qur'an dan hadis. Kepada penduduk daerah itu ia berkata ,"Janganlah kalian takut. Kedatanganku adalah untuk menyelamatkan kalian. Lihatlah orang-orang yang menjadi pengikutku, mereka ingin aku selamatkan!" Orang-orang pun bertanya, "Siapakah engkau sebenarnya?" Dajjal menjawab, "Aku adalah Tuhan kalian yang turun ke bumi. Kalian harus menyembah dan beriman kepadaku apabila ingin selamat!"

Mendengar perkataan itu, maka kaum yang dalam hatinya tidak tersisa apa pun kecuali selemah-lemahnya iman tanpa berpikir panjang menyatakan keimanan dan kesetiaannya kepada Dajjal. Sedangkan bagi orang yang masih teguh dengan iman di hati, maka Dajjal mengancam mereka seraya berkata "Apabila kalian tidak menyatakan beriman kepadaku, maka besok kalian akan mendapati kesengsaraan berupa nerakaku."

Ketika siang berganti gelapnya malam dan orang-orang yang beriman tertidur dalam keteguhan hati yang masih tersisa, Dajjal datang dan menampakkan fitnahnya berupa sihir yang dilarang oleh Allah SWT. Ketika mereka terbangun, mereka mendapati harta benda yang dimilikinya menjadi musnah tak tersisa apapun, binatang ternak yang setiap hari digembalakan sebagai penghasil daging dan susu menjadi mati tanpa sebab, perkebunan yang menghasilkan beras dan gandum sebagai makanan pokok sehari-hari menjadi hangus terbakar dan sungai-sungai yang mengalirkan air untuk minum, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya menjadi kering tak bersisa air setetes pun di dalamnya.

Sebagian orang yang mendapati dirinya menjadi miskin dalam semalam, menghadap para pengikut Dajjal guna mengadukan apa yang tengah menimpa mereka. Dengan kesombongan yang berasal dari rajanya yang dilaknat oleh seluruh alam, para pengikut Dajjal berkata, "Itulah kekuasaan tuhan kami, Dajjal. Apabila kalian beriman dan menyembahnya maka kalian akan mendapat kenikmatan dan kebahagiaan, namun apabila kalian mengingkarinya maka tuhan kami Dajjal akan memberikan kesengsaraan yang pedih."

Demikianlah, Bagaimana umat Islam yang tadinya masih teguh dengan kepercayaannya, sekarang berbalik menjadi ingkar hanya karena tidak kuasa mendapati dirinya menjadi miskin. Sungguh harta benda menjadi prioritas utama yang tidak bisa digantikan oleh kepentingan apa pun, termasuk iman Kebahagiaan sesaat di dunia telah membuat hati mereka buta hingga tidak bisa membedakan antar perkara yang haq berbalut keprihatinan dengan perkara bathil berselimut kenikmatan sesat yang sesungguhnya tak berarti dimata Allah SWT. Sehingga dalam semalam, mereka melepaskan iman yang sebelumnya telah dipegang teguh dalam hampir seluruh kehidupan. Rasulullah SAW bersabda, "Segeralah kalian berbuat kebaikan karena akan datang fitnah yang bagaikan malam gelap. Saat itu, seorang yang beriman pada pagi hari dan menjadi kafir pada sore harinya. Ia menjual agamanya dengan harta benda duniawi." (HR. Muslim)

SIAPAKAH IMAM MAHDI?

Telah dikokohkan dalam hadis bahwa diakhir zaman, Allah Swt akan mengutus seorang khalifah yang bijaksana, adil, dan menguasai segala urusan umat ini. Diceritakan bahwa ia berasal dari keturunan Rasulullah Saw dari keluarga Fatimah. Namanya sama dengan Rasulullah dan nama ayahnya juga sama dengan nama ayah Rasulullah. Jadi ia bernama Muhammad bin Abdullah atau Ahmad bin Abdullah. Didalam hadis, ia digambarkan dengan orang yang luas keningnya, mancung hidungnya, memenuhi dunia dengan keadilan, setelah dipenuhi dengan kelaliman dan kezaliman. 

Sedangkan dalam hadis lain disebutkan, bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Al-Mahdi adalah seorang laki-laki dari keturunanku. Warna kulitnya seperti warna kulit orang arab da perawakannya menyerupai bani Israel. Di pipi kanannya ada sebuah tahi lalat yang bersinar bagaikan bintang. Ia mampu menghadirkan keadilan di seluruh penjuru bumi sebagaimana pernah dipenuhi kezaliman. Kepemimpinannya diakui oleh segenap penghuni bumi dan langit., bahkan oleh burung yang terbang di udara." (HR. Abu Nu'aim dan Al-Ruyani dari Hudzaifah)


Hasil gambar untuk imam mahdi

Al-Hakim juga meriwayatkan hadis ini dari Abu Sa'id dengan lafaz, "Al-Mahdi akan keluar dalam umatku. Allah Swt telah memberinya pertolongan, bumi mengeluarkan tumbuhannya, memberikan harta dengan tepat, banyak sekali ternak, mengagungkan umat, dia hidup tujuh atau delapan tahun." (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah Saw bersabda, "Tidak akan tersisa dari dunia ini kecuali satu hari yang Allah Swt melamakannya, hingga Dia mengutus di dalamnya seorang laki-laki dariku, atau dari keturunanku. Namanya sama dengan namaku dan nama ayahnya sama dengan nama ayahku. Ia akan memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana ia telah dipenuhi dengan kezaliman."

Didalam bukunya, Al-Aqa'id Al-Islamiyyah, Sayyid Sabiq memberikan keterangan tentang Imam Mahdi sebagai berikut :

  1. Nama lengkapnya ialah Muhammad bin Abdullah atau Ahmad bin Abdullah
  2. Ia termasuk keturunan Rasulullah Saw dari Fatimah
  3. Ia akan muncul pada akhir zaman
  4. Akhlak dan budi pekertinya menyerupai Rasulullah Saw namun tidak menyerupai bentuk muka dan rupa sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud
  5. Ia akan menegakkan keadilan di seluruh permukaan bumi dan kejujuran dalam pemerintahan yang sebelumnya dipenuhi kezaliman dan kelaliman 
  6. Ia akan menetap di bumi kurang lebih 7 tahun atau 8 tahun atau 9 tahun
Sesungguhnya sebagian ulama berbeda pendapat mengenai jati diri Imam Mahdi yang sebenarnya, meski mereka sepakat bahwa ia adalah seorang laki-laki keturunan Rasulullah Saw dari putri beliau, Fatimah. Di dalam kitab Al-Yawaqit wa Al-Jawahir, Imam Al-Quthb Al-Sya'rani berkata, "Imam Mahdi ialah putra Imam Hasan Al-Asykari bin Husain yang lahir pada malam nisfu Sya'ban tahun 1255 H. Ia sekarang masih hidup sampai nanti bertemu dengan Isa bin Maryam." Wallahu 'alam 

TURUNNYA ISA BIN MARYAM

Allah Swt telah memberikan kabar bahwa orang-orang yahudi tidak membunuh Isa bin Maryam dan sesungguhnya mereka hanya mengaku saja. Sementara itu orang-orang nasrani membenarkan perkataan orang yahudi itu, meski sesungguhnya mereka meragukannya. Begitu juga orang Yahudi. Mereka sendiri tidak yakin bahwa orang yang telah mereka salib dan bunuh ialah Isa bin Maryam. adapun kenyataan sebenarnya, Isa bin Maryam tidaklah terbunuh. Orang yang telah dibunuh oleh orang-orang Yahudi itu ialah seseorang yang Allah Swt telah menyerupakannya dengan Isa bin Maryam dan Allah Swt telah mengangkat Rasul-Nya ke langit tujuh.
Kemudian Allah Swt menunjukkan bahwa Dia akan menurunkannya ketika zaman hampir berakhir. Turunnya Isa bin Maryam ke bumi merupakan pertanda telah dekatnya Hari Kiamat dan juga sebgai janji Allah Swt atas kebaikan serta keagungan umat Islam yang akan mencapai kejayaannya pada masa Imam Mahdi dan Isa bin Maryam. Rasulullah Saw telah menceritakan dalam hadisnya bahwa ketika fitnah Dajjal semakin keras, sedangkan pada zaman tersebut urusan kaum mukminin menjadi sempit, maka Allah Swt menurunkan hamba dan Rasul-Nya, yakni Isa bin Maryam. Ia akan turun di menara putih sebelah timur kota Damaskus. Imam Thabrani meriwayatkan dalam kitab Al-Kabir bahwa Rasulullah Saw telah bersabda, "Ketika Dajjal membuat kerusakan seperti itu, Allah Swt mengutus Isa bin Maryam. Ia turun di menara putih di sebelah timur kota Damaskus dengan mengenakan pakaian yang dioles tumbuhan Warsu dan Za'faran serta kedua telapaknya diletakkan pada sayap dua malaikat. Apabila kepalanya menunduk, maka hujan turun dan apabila ia mengangkatnya, maka berjatuhlah biji-biji perak darinya seperti mutiara. Tidak halal bagi orang kafir mencium bau nafasnya kecuali ia akan mendapatkan kematian. Maka ia mencari Dajjal hingga menemukannya di pintu Lud, kemudian ia membunuhnya."

Hasil gambar untuk isa bin maryam

Isa bin Maryam akan turun pada waktu dimana kaum muslimin sedang mempersiapkan diri untuk berperang melawan Dajjal dan para pengikutnya, Ia turun bersamaan dengan kaum muslimin yang hendak menunaikan solat subuh. Disaat imam mereka hendak salat dan mendapati Isa bin Maryam telah turun, maka imam tersebut berpaling untuk meminta Isa berkenaan menjadi imam salat. Dalam hadis yang lain menyebutkan bahwa imam mereka adalah seorang laki-laki saleh. Dalam riwayat lain disebutkan, ketika ia maju hendak solat subuh bersama kaum muslimin, Isa bin Maryam pun turun. Maka ia berpaling dan berjalan ke belakang serta mempersilahkan Isa bin Maryam untuk menjadi imam. Lalu Isa bin Maryam meletakkan kedua tangannya di pundak imam tersebut seraya berkata , "Maju dan salatlah! Sesungguhnya itu merupakan bagianmu, maka laksanakanlah." Kemudian imam mereka kembali ke depan dan menjadi imam.

Diriwayatkan bahwa Jabir bin Abdullah mendengar Rasulullah Saw bersabda, "Tidak henti-hentinya suatu golongan dari umatku saling berperang atas kebenaran masing-masing hingga Hari Kiamat." Beliau bersabda, "Lalu Isa bin Maryam turun, maka pemimpin mereka berkata : kemarilah dan salatlah bersama kami (Jadilah imam salat kami). Maka Isa menjawab : Tidak, sesungguhnya setiap umat mempunyai pemimpinnya sendiri. Maka Allah Swt memuliakan umat ini."

MENELADANI SIFAT FATIMAH AZ-ZAHRA DAN UWAIS AL-QARNI

MAKALAH AKIDAH AHLAK

MENEDELADANI KISAH

FATHIMAH AZ-ZAHRA DAN UWAIS AL-QARNI

Hasil gambar untuk fatimah az zahra


Hasil gambar untuk uwais al qarni



Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya panjatkan puja dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah akidah ahlak ini tentang meneladani sifat Fatimah Az-Zahra dan Quwais Al-Qarni.

Saya berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, baik dalam penyusunan kata maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, saya menerima saran dan kritik agar dapat menyusun makalah selanjutnya dengan lebih baik.

Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Wassalamualaikum Wr.Wb


Jakarta, 19 November 2017



Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Fathimah Az-Zahra` a.s. adalah putri keempat pasangan Rasulullah SAW dan Khadijah Al-Kubra. Julukannya antara lain az-zahra`, ash-shiddiiqah, ath-thaahirah, al-mubaarakah, az-zakiah, ar-radhiah, al-mardhiah, al-muhaddatsah dan al-batuul. Mayoritas sejarawan Syi’ah dan Ahlussunnah menetapkan bahwa ia lahir di Makkah pada tanggal 20 Jumadits Tsani 5 H. Akan tetapi, sebagian yang lain menyatakan bahwa hal itu jatuh pada tahun 3 H, dan kelompok ketiga menetapkannya pada tahun 2 H. Salah seorang sejarawan dan ahli hadis dari kalangan Ahlussunnah menyatakan bahwa kelahirannya jatuh pada tahun 1 H.

Uwais Al Qarni, adalah manusia yang namanya begitu terkenal di kalangan penduduk langit. Bahkan Nabi Muhammad SAW memerintahkan Ali bin Abu Thalib dan Umar bin Khattab agar meminta didoakan oleh Uwais Al Qarni, karena doanya tidak pernah ditolak Allah SWT.

B.   Tujuan
a.   Untuk mengetahui kisah Fathimah Az-Zahra
b.   Untuk mengetahui kisah Uwais Al-Qarni
c.   Untuk mengetahui ibrah kisah Fahimah Az-zahra
d.   Untuk mengetahui ibrah kisah Uwais Al-Qarni






BAB II
PEMBAHASAN

Fathimah Az-Zahra

Fathimah binti Muhammad, atau lebih dikenal dengan Fatimah az-Zahra (Fatimah yang selalu berseri) (Bahasa Arabفاطمة الزهراء) putri bungsu Nabi Muhammad dari perkawinannya dengan istri pertamanya, Khadijah.
Siti Fathimah Az Zahra r.a dilahirkan di Makkah, pada hari Jumat, 20 Jumadil Akhir, lebih kurang lima tahun sebelum Rasulullah SAW diangkat menjadi rasul. Siti Fatimah Az Zahra r.a tumbuh besar di bawah naungan wahyu Ilahi, di tengah kancah pertarungan sengit antara Islam dan jahiliyah, di kala sedang hebatnya perjuangan para perintis iman melawan penyembah berhala.
Kelahiran Fathimah disambut gembira oleh Rasulullahu alaihi wassalam dengan memberikan nama Fathimah dan julukannya Az-Zahra. Pemimpin wanita pada masanya ini adalah putri ke 4 dari anak anak Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, dan ibunya adalah Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwalid. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’ala menghendaki kelahiran Fatimah yang mendekati tahun ke 5 sebelum Muhammad diangkat menjadi Rasul, bertepatan dengan peristiwa besar yaitu ditunjuknya Rasulullah sebagai penengah ketika terjadi perselisihan antara suku Quraisy tentang siapa yang berhak meletakan kembali Hajar Aswad setelah Ka’bah diperbaharui.
Fatimah lebih muda dari Zainab, isteri Abil Ash bin Rabi‘ dan Ruqayyah, isteri Utsman bin Affan. Juga dia lebih muda dari Ummu Kultsum. Dia adalah anak yang paling dicintai Nabi SAW sehingga beliau bersabda :
”Fatimah adalah darah dagingku, apa yang menyusahkannya juga menyusahkan aku dan apa yang mengganggunya juga menggangguku.”[Ibnul Abdil Barr dalam "Al-Istii'aab"]

Di antara anak wanita Rasulullah s.a.w, Fathimah Az-Zahra r.a, merupakan wanita paling utama kedudukannya. Kemuliannya itu diperoleh sejak menjelang kelahirannya, yang didampingi wanita suci sebagaiman yang diucapkan oleh Khadijah:
"Pada waktu kelahiran Fartimah r.a, aku meminta bantuan wanita-wanita Quraish tetanggaku, untuk menolong. Namun mereka menolak mentah-mentah sambil mengatakan bahwa aku telah menghianati mereka dengan mendukung Muhammad. Sejenak aku bingung dan terkejut luar biasa ketika melihat empat orang tinggi besar yang tak kukenal, dengan lingkaran cahaya disekitar mereka mendekati aku. Ketika mereka mendapati aku dalam kecemasan salah seorang dari mereka menyapaku: ‘Wahai Khadijah! Aku adalah Sarah, ibunda Ishhaq dan tiga orang yang menyapaku adalah Maryam, Ibunda Isa, Asiah, Putri Muzahim, dan Ummu Kultsum, Saudara perempuan Musa. Kami semua diperintah oleh Allah untuk mengajarkan ilmu keperawatan kami jika anda bersedia". Sambil mengatakan hal tersebut, mereka semua duduk di sekelilingku dan memberikan pelayanan kebidanan sampai putriku Fathimah r.a lahir."
Meningkat usia 5 tahun, beliau telah ditinggal pergi ibunya. Tidak secara langsung beliau mengantikan tempat ibunya dalm melayani, membantu dan membela Rasulullah s.a.w, sehingga beliau mendapat gelar Ummu Abiha (ibu dari ayahnya). Dan dalam usia yang masih kanak-kanak, beliau juga telah dihadapkan kepada berbagai macam uji coba. Beliau melihat dan meyaksikan perlakuan keji kaum kafir Quraish kepada ayahandanya, sehingga seringkali pipi beliau basah oleh linangan air mata kerana melihat penderitaan yang dialalmi ayahnya.
Fatimah Az-Zahra tumbuh menjadi seorang gadis yang tidak hanya merupakan putri dari Rasulullah, namun juga mampu menjadi salah satu orang kepercayaan ayahnya pada masa Beliau. Fatimah Az-Zahra memiliki kepribadian yang sabar,dan penyayang karena dan tidak pernah melihat atau dilihat lelaki yang bukan mahromnya. Rasullullah sering sekali menyebutkan nama Fatimah, salah satunya adalah ketika Rasulullah pernah berkata 
"Fatimah merupakan bidadari yang menyerupai manusia" Sesungguhnya dia adalah pemimpin wanita dunia dan penghuni syurga yang paling utama.
Fatimah mendapat julukan Az-Zahra karena dia tidak pernah haid dan pada saat melahirkan nifasnya hanya sebentar. Dia juga dijuluki sebagai pemimpin para wanita-wanita penduduk surga. Dalam kitab fataawa adz-Dzahiriyyah di kalangan Hanafiyyah disebutkan bahwa
"Sesungguhnya Fatimah tidak pernah mengalami haid sama sekali, saat beliau melahirkan pun langsung suci dari nifasnya setelah sesaat agar tiada terlewatkan salat baginya, karenanya beliau diberi julukan Az-Zahra".

Pernikahan Fatimah
Setelah Fatimah r.a mencapai usia dewasa dan tiba pula saatnya untuk beranjak pindah ke rumah suaminya (menikah), banyak dari sahabat-sahabat yang berupaya meminangnya. Di antara mereka adalah Abu Bakar dan Umar. Rasulullah saw menolak semua pinangan mereka. Kepada mereka beliau mengatakan, “Saya menunggu keputusan wahyu dalam urusannya (Fatimah).”[Tadzkirah Al-Khawash, hal.306]
Kemudian, Jibril as datang untuk mengabarkan kepada Rasulullah saw, bahwa Allah telah menikahkan Fatimah dengan Ali bin Ali Thalib. Tak lama setelah itu, Ali datang menghadap Rasulullah dengan perasaan malu menyelimuti wajahnya untuk meminang Fatimah. Sang ayah pun menghampiri putri tercintanya untuk meminta pendapatnya seraya menyatakan, “Wahai Fatimah, Ali bin Abi Thalib adalah orang yang telah kau kenali kekerabatan, keutamaan, dan keimanannya. Sesungguhnya aku telah memohonkan pada Tuhanku agar menjodohkan engkau dengan sebaik-baik mahkluk-Nya dan seorang pecinta sejati-Nya. Ia telah datang menyampaikan pinangannya atasmu, bagaimana pendapatmu atas pinangan ini?” Fatimah diam, lalu Rasulullah pun mengangkat suaranya seraya bertakbir, “Allahu Akbar! Diamnya adalah tanda kerelaannya.” [Dzkha’irAl-Ukba, hal. 29]
Rasulullah saw kembali menemui Ali as sambil mengangkat tangan sang menantu seraya berkata, “Bangunlah! ‘Bismillah, bi barakatillah, masya’ Allah la quwwata illa billah, tawakkaltu ‘alallah.” Kemudian, Nabi saw menuntun Ali dan mendudukkannya di samping Fatimah. Beliau berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya keduanya adalah makhluk-Mu yang paling aku cintai, maka cintailah keduanya, berkahilah keturunannya, dan peliharalah keduanya. Sesungguhnya aku menjaga mereka berdua dan keturunannya dari setan yang terkutuk.”
Rasulullah mencium keduanya sebagai tanda ungkapan selamat berbahagia. Kepada Ali, beliau berkata, “Wahai Ali, sebaik-baik istri adalah istrimu.” Dan kepada Fatimah, beliau menyatakan, “Wahai Fatimah, sebaik-baik suami adalah suamimu.”
Acara pernikahan itu berlangsung dengan kesederhanaan. Saat itu, Ali tidak memiliki sesuatu yang bisa diberikan sebagai mahar kepada sang istri selain pedang dan perisainya. Untuk menutupi keperluan mahar itu, ia bermaksud menjual pedangnya. Tetapi Rasulullah saw mencegahnya, karena Islam memerlukan pedang itu, dan tidak setuju apabila Ali menjual perisainya.
Dengan mas kawin hanya 400 dirham, dia memulakan penghidupan dengan wanita yang sangat dimuliakan Allah di dunia dan di akhirat. Dan ’Ali pun menikahi Fathimah, dengan menggadaikan baju besinya kepada Ustman bin Affan itulah, dan rumah yang semula ingin disumbangkan ke kawan-kawannya tapi Rasulullah berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang.
Kemudian Rosulullah bersabda: 
“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka saksikanlah sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan maskawin empat ratus fidhdhah (dalam nilai perak), dan Ali ridha (menerima) mahar tersebut.”
Selanjutnya  Rasulullah  mendoakan keduanya: 
“Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak.”
(kitab Ar-Riyadh An-Nadhrah 2:183, bab4)

Bersuamikan Ali bin Abi Thalib bukanlah satu kebanggaan yang menjanjikan kekayaan harta. Karena Ali bin Abi Thalib adalah salah seorang daripada empat sahabat yang sangat rapat dengan Rasulullah merupakan sahabat yang sangat miskin berbanding dengan yang lain (Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab dan Ustman bin Affan). 
Namun jauh di sanubari Rasulullah tersimpan perasaan kasih dan sayang yang sangat mendalam terhadap Ali bin Abi Thalib. Rasulullah pernah bersabda kepada Ali bin Abi Thalib,
“Fatimah lebih kucintai daripada engkau, namun dalam pandanganku engkau lebih mulia daripada dia.”
(HR Abu Hurairah)
Dengan demikian wanita pilihan untuk lelaki pilihan. Fatimah mewarisi akhlak ibunya Siti Khadijah. Tidak pernah membebani dan menyakiti suami dengan kata-kata atau sikap. Senantiasa senyum menyambut kepulangan suami hingga hilang separuh masalah suaminya.




Buah Hati

Keluarga Azzahra dibangun atas dasar cinta dan kasih sayang kepada suami dan anak-anaknya. Pada tahun ke-2 Hijriah, Fatimah melahirkan putra pertamanya yang oleh Rasulullah saw diberi nama “Hasan”. Rasul saw sangat gembira sekali atas kelahiran cucunya ini. Beliau pun menyuarakan azan pada telinga kanan Hasan dan iqamah pada telinga kirinya, kemudian dihiburnya dengan ayat-ayat Al-Qur’an.
Setahun kemudian lahirlah Husain. Demikianlah Allah SWT berkehendak menjadikan keturunan Rasulullah saw dari Fatimah Azzahra r.a. Rasul mengasuh kedua cucunya dengan penuh kasih dan perhatian. Tentang keduanya beliau senantiasa mengenalkan mereka sebagai buah hatinya di dunia.
Bila Rasulullah saw keluar rumah, beliau selalu membawa mereka bersamanya. Beliau pun selalu mendudukkan mereka berdua di haribaannya dengan penuh kehangatan. Suatu hari Rasul saw lewat di depan rumah Fatimah r.a. Tiba-tiba beliau mendengar tangisan Husain. Kemudian Nabi dengan hati yang pilu dan sedih mengatakan, “Tidakkah kalian tahu bahwa tangisnya menyedihkanku dan menyakiti hatiku.”
Satu tahun berselang, Fatimah r.a melahirkan Zainab. Setelah itu, Ummu Kultsum pun lahir. Sepertinya Rasul saw teringat akan kedua putrinya Zainab dan Ummu Kultsum ketika menamai kedua putri Fatimah itu dengan nama-nama tersebut. Dan begitulah Allah SWT menghendaki keturunan Rasul saw berasal dari putrinya Fatimah Zahra.
Dalam suatu kisah menceritakan tentang keadaan rumah tangga Ali bin Abi Thalib yang hidup miskin dan serba kekurangan setelah menikah dengan Fatimah binti Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai anakku bersabarlah. Sesungguhnya sebaik-baik wanita adalah yang bermanfaat bagi keluarganya”. Itulah jawaban Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika Fatimah mengadukan keadaan keluarganya.
Suatu ketika, Rosulullah keluar dari rumah Fatimah dengan tanda-tanda kemarahan di wajahnya. Padahal beliau baru saja sampai di rumah Fatimah. Sikap itu sebagai reaksi beliau atas penampilan anaknya yang mengenakan giwang dan rantai terbuat dari perak, serta selot pintu rumah yang terbuat dari bahan sejenis perak. Karena memahami sifat Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Fatimah segera mencopot perhiasan dan selot pintu dan menyerahkannya kepada Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, seraya berkata, “Jadikanlah semua ini di jalan Allah, ya ayahku. Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat terharu, dan bersabda, “Sungguh kamu telah melakukannya, wahai anakku. Ketahuilah, dunia ini bukan untuk Muhammad dan keluarganya. Seandainya dunia ini bernilai di sisi Allah sebesar sayap nyamuk, tak akan ada orang kafir diberi minum setetespun”.
Bukannya  Ali bin Abi Thalib tidak mau menyediakan seorang pembantu untuk isterinya tetapi memang keadaan kefakiranlah yang sedemikian rupa. Ali bin Abi Thalib pun cukup memaklumi isterinya yang setiap hari menguruskan anak-anak, memasak, membasuh dan menggiling tepung, dan yang lebih memenatkan lagi bila terpaksa mengambil air melalui jalan yang berbatu-batu jauhnya sehingga kelihatan tanda di bahu kiri dan kanannya. Suami mana yang tidak sayang kepada isterinya. Pada suatu ketika bila Ali bin Abi Thalib berada di rumah turut menyinsing lengan membantu istrinya menggiling tepung di dapur. “Terima kasih suamiku,” bisik Fatimah kepada suaminya. Usaha sekecil itu, di celah-celah kesibukan sudah cukup berkesan dalam membelai perasaan seorang isteri.
Suatu hari, Rasulullah masuk ke rumah anaknya, didapati puterinya (Fatimah) yang berpakaian kasar itu sedang mengisar biji-biji gandum dalam linangan air mata. Fatimah segera mengesat air matanya tatkala menyedari kehadiran ayahanda kesayangannya itu. Lalu ditanya oleh baginda, “Wahai buah hatiku, apakah yang engkau tangiskan itu? Semoga Allah menggembirakanmu.” Dalam nada sayu, Fatimah berkata, “Wahai ayahanda, sesungguhnya anakmu ini terlalu penat kerana terpaksa mengisar gandum dan menguruskan segala urusan rumah seorang diri. Wahai ayahanda, kiranya tidak keberatan bolehkah ayahanda meminta suamiku menyediakan seorang pembantu untukku?”
Rosulullah tersenyum seraya bangun mendapatkan kisaran tepung itu. Dengan lafaz Bismillah, Rosulullah meletakkan segenggam gandum ke dalam kisaran itu. Dengan izin Allah, maka berpusinglah kisaran itu dengan sendirinya. Hati Fatimah sangat terhibur dan merasa sangat gembira dengan hadiah istimewa dari ayahandanya itu. Habis semua gandumnya dikisar dan batu kisar itu tidak akan berhenti selagi tidak ada arahan untuk berhenti, sehingga Rasulullah menghentikannya. 
Bersabdalah Rasulullah dengan kata-kata yang masyhur, “Wahai Fatimah, Gunung Uhud pernah ditawarkan kepadaku untuk menjadi emas, namun ayahanda memilih untuk keluarga kita kesenangan di akhirat.” Jelas, Rasulullah mau mendidik puterinya bahawa kesusahan bukanlah penghalang untuk menjadi solehah. Ayahanda yang penyayang terus merenung puterinya dengan pandangan kasih sayang, “Puteriku, maukah engkau kuajarkan sesuatu yang lebih baik daripada apa yang kau pinta itu? “Tentu sekali ya Rasulullah, jawab Siti Fatimah kegirangan. Rasulullah bersabda, “Jibril telah mengajarku beberapa kalimah. Setiap kali selesai sembahyang, hendaklah membaca ‘Subhanallah’ sepuluh kali, Alhamdulillah’ sepuluh kali dan ‘Allahu Akbar’ sepuluh kali. Kemudian ketika hendak tidur baca ‘Subhanallah’, ‘Alhamdulillah’ dan ‘Allahu Akbar’ ini sebanyak tiga puluh tiga kali.”
Ternyata amalan itu telah memberi kesan kepada Fatimah. Semua pekerjaan rumah tangga dapat dilaksanakan dengan mudah dan sempurna meskipun tanpa pembantu rumah. Itulah hadiah istimewa dari Allah buat hamba-hamba yang hatinya sentiasa mengingatiNya.
Suatu hari masuklah Rasulullah menemui anandanya Fatimmah az-Zahra radhiallahu ‘anha didapati anandanya sedang menggiling syair (sejenis padi-padian) dengan menggunakan sebuah penggilingan tangan dari batu sambil menangis. Rasulullah bertanya kepada anandanya, “Apa yang menyebabkan engkau menangis wahai Fathimah? Semoga Allah tidak menyebabkan matamu menangis”. Fathimah berkata, “Ayahanda, penggilingan dan urusan-urusan rumahtanggalah yang menyebabkan ananda menangis”.  Lalu duduklah Rasulullah di sisi anandanya. Fathimah melanjutkan perkataannya, “Ayahanda sudikah kiranya ayahanda meminta ‘ali (suaminya) mencarikan ananda seorang jariah untuk menolong ananda menggiling gandum dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan di rumah”.
Mendengar perkataan anandanya ini maka bangunlah Rasulullah mendekati penggilingan itu. Beliau mengambil syair dengan tangannya yang diberkati lagi mulia dan diletakkannya di dalam penggilingan tangan itu seraya diucapkannya “Bismillaahirrahmaanirrahiim”. 
Penggilingan tersebut berputar dengan sendirinya dengan izin Allah. Rasulullah meletakkan syair ke dalam penggilingan tangan itu untuk anandanya dengan tangannya sedangkan penggilingan itu berputar dengan sendirinya seraya bertasbih kepada Allah dalam berbagai bahasa sehingga habislah butir-butir syair itu digilingnya.
Rasulullah berkata kepada gilingan tersebut, “Berhentilah berputar dengan izin Allah”, maka penggilingan itu berhenti berputar. Lalu penggilingan itu berkata-kata dengan izin Allah yang berkuasa menjadikan segala sesuatu dapat bertutur kata. 
Maka katanya dalam bahasa Arab yang fasih, “Ya Rasulullah, demi Allah, Tuhan yang telah menjadikan baginda dengan kebenaran sebagai Nabi dan Rasul-Nya. Kalaulah baginda menyuruh hamba menggiling syair dari Masyriq dan Maghrib pun niscaya hamba gilingkan semuanya. Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab Allah suatu ayat yang berbunyi, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya para malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang dititahkan-Nya kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang dititahkan”.
Maka hamba takut, ya Rasulullah kelak hamba menjadi batu yang masuk ke dalam neraka. Rasulullah kemudian bersabda kepada batu penggilingan itu, “Bergembiralah karena engkau adalah salah satu dari batu mahligai Fathimah az-Zahra di dalam syurga”. Maka bergembiralah penggilingan batu itu mendengar berita itu kemudian diamlah ia.

Rasulullah bersabda kepada anandanya, “Jika Allah menghendaki wahai Fathimah, niscaya penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah menghendaki dituliskan-Nya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan oleh Nya beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu beberapa derajat
Ya Fathimah, perempuan mana yang menggiling tepung untuk suaminya dan anak-anaknya, maka Allah menuliskan untuknya dari setiap biji gandum yang digilingnya suatu kebaikan dan mengangkatnya satu derajat.
Ya Fathimah perempuan mana yang berkeringat ketika ia menggiling gandum untuk suaminya maka Allah menjadikan antara dirinya dan neraka tujuh buah parit.
Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir rambut mereka dan mencuci pakaian mereka maka Allah akan mencatatkan baginya ganjaran pahala orang yang memberi makan kepada seribu orang yang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang yang bertelanjang.
Ya Fathimah, perempuan mana yang menghalangi hajat tetangga-tetangganya maka Allah akan menghalanginya dari meminum air telaga Kautshar pada hari kiamat.
Ya Fathimah, yang lebih utama dari itu semua adalah keridhaan suami terhadap istrinya. Jikalau suamimu tidak ridha denganmu tidaklah akan aku do’akan kamu. Tidaklah engkau ketahui wahai Fathimah bahwa ridha suami itu daripada Allah dan kemarahannya itu dari kemarahan Allah?
Ya Fathimah, apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya maka beristighfarlah para malaikat untuknya dan Allah akan mencatatkan baginya tiap-tiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan darinya seribu kejahatan. Apabila ia mulai sakit hendak melahirkan maka Allah mencatatkan untuknya pahala orang-orang yang berjihad pada jalan Allah yakni berperang sabil. 
Apabila ia melahirkan anak maka keluarlah ia dari dosa-dosanya seperti keadaannya pada hari ibunya melahirkannya dan apabila ia meninggal tiadalah ia meninggalkan dunia ini dalam keadaan berdosa sedikitpun, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman surga, dan Allah akan mengkaruniakannya pahala seribu haji dan seribu umrah serta beristighfarlah untuknya seribu malaikat hingga hari kiamat.
Perempuan mana yang melayani suaminya dalam sehari semalam dengan baik hati dan ikhlas serta niat yang benar maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya semua dan Allah akan memakaikannya sepersalinan pakaian yang hijau dan dicatatkan untuknya dari setiap helai bulu dan rambut yang ada pada tubuhnya seribu kebaikan dan dikaruniakan Allah untuknya seribu pahala haji dan umrah.
Ya Fathimah, perempuan mana yang tersenyum dihadapan suaminya maka Allah akan memandangnya dengan pandangan rahmat.
Ya Fathimah perempuan mana yang menghamparkan hamparan atau tempat untuk berbaring atau menata rumah untuk suaminya dengan baik hati maka berserulah untuknya penyeru dari langit (malaikat), “Teruskanlah amalmu maka Allah telah mengampunimu akan sesuatu yang telah lalu dari dosamu dan sesuatu yang akan datang”.
Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyakkan rambut suaminya dan janggutnya dan memotongkan kumisnya serta menggunting kukunya maka Allah akan memberinya minuman dari sungai-sungai sorga dan Allah akan meringankan sakarotulmaut-nya, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman syurga seta Allah  akan menyelamatkannya dari api neraka dan selamatlah ia melintas di atas titian Shirat”.  (Syarah ‘Uquudil lijjaiin-Syaikh Muhammad Nawawi Al-Bantani).

Sekarang apa rahasia Ali bin Abi Thalib mencintai Fathimah? Fathimah adalah teman karib semenjak kecil, puteri tersayang Rosulullah, sedangkan Ali bin Abi Thalib adalah sepupu Rosulullah yang mempesona, baik kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya maupun kecerdasannya. 
Ali bin Abi Thalib sejak Fatimah masih kanak-kanak sudah memperhatikan sifat dan tingkah lakunya, yaitu pada suatu hari ketika ayahnya (Rosulullah) pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan dengan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya. Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah (sang ayah yang Tepercaya) tidak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik (Fatimah) itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah, di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Ali bin Abi Thalib tak tahu apakah rasa itu (selalu memperhatikan sifat dan tingkah laku Fatimah) disebut cinta?
Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan bahwa Fathimah dilamar oleh seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan yaitu Abu Bakar Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.
”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin Ali bin Abi Thalib. Ia merasa diuji karena merasa, apalah ia dibanding dengan Abu Bakar. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakar lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti Ali bin Abi Thalib, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan Rasul-Nya tak tertandingi. 
Lihatlah bagaimana Abu Bakar menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara Ali bin Abi Thalib bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya. Lihatlah juga bagaimana Abu Bakar berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakar; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab. Sedangkan aku (Ali bin Abi Thalib) semasa kanak-kanak kurang pergaulan. Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakar; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud. Siapa budak yang dibebaskan Ali bin Abi Thalib? Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insya Allah lebih bisa membahagiakan Fathimah. Ali bin Abi Thalib hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.
”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam Ali bin Abi Thalib. ”Aku mengutamakan Abu Bakar atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.” Cinta tak pernah meminta untuk menanti, tapi mengambil kesempatan atau mempersilakannya. Dan cinta itu membutuhkan keberanian atau pengorbanan.
Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu. Lamaran Abu Bakar ditolak, dan Ali bin Abi Thalib terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri menyambut Fathimah. Tapi, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakar mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh- musuh Allah bertekuk lutut, yaitu Umar bin Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah. Umar bin Khaththab memang masuk Islam belakangan, sekitar tiga tahun setelah Ali bin Abi Thalib dan Abu Bakar. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya Umar bin Khaththab dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, Ali bin Abi Thalib mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, ”Aku datang bersama Abu Bakar dan Umar bin Khaththab, aku keluar bersama Abu Bakar dan Umar bin Khaththab, aku masuk bersama Abu Bakar dan Umar bin Khaththab..” 
Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasulullah, di sisi ayah Fathimah. Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana Umar bin Khaththab melakukannya?. Ali bin Abi Thalib menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan Rosulullah shallallaahu ’alaihi wa sallam, maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi.
Umar bin Khaththab  telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. ”Wahai Quraisy”, katanya. ”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!” Umar bin Khaththab adalah lelaki pemberani, sedangkan aku (Ali bin Abi Thalib), sekali lagi sadar. 
Bila dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah, apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak.  Umar bin Khaththab jauh lebih layak, dan Ali bin Abi Thalib pun ridha.
Sekali lagi cinta tak pernah meminta untuk menanti, tetapi mengambil kesempatan atau mempersilakannya. Dan cinta itu membutuhkan keberanian atau pengorbanan. Maka Ali bin Abi Thalib pun bingung ketika mendengar kabar lamaran Umar bin Khaththab juga ditolak.
Ingin menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Rosulullah? Yang seperti ’Utsman bin Affan, sang miliyader yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulullah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri Ali bin Abi Thalib. Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka. 
Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adzkah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ’Ubaidah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?
”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?” kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunannya. ”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Rosulullah.. ” ”Aku?” tanyanya tak yakin.”Ya. Engkau wahai saudaraku!”  ”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?””Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!” Ali bin Abi Thalib pun menghadap Rosulullah, maka dengan memberanikan diri untuk menyampaikan keinginannya menikahi Fathimah. Ya, menikahi, dengan sadar secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. 
Usianya telah berkepala dua sekarang.”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya. Lamarannya terjawab,”Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur tenang bersama senyum Rosulullah. Dan Ali bin Abi Thalib pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan. ”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?” ”Entahlah..” ”Apa maksudmu?” ”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban?” ”Dasar tolol! Tolol!” kata mereka. ”Eh, maaf kawan, Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!”
Dan ‘Ali bin Abi Thalib pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan ke kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang. Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti. Ali bin Abi Thalib adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!”
Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ‘Ali bin Abi Thalib. Ia mempersilakan, atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan, dan yang kedua adalah keberanian.
Ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi (Fathimah) dalam suatu riwayat dikisahkan, bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada ‘Ali “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda”. Ali bin Abi Thalib terkejut dan berkata, “Kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? Dan Siapakah pemuda itu?” Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah dirimu”. 

Kematian Fathimah

Hari ketiga Ramadan adalah hari wafatnya anak kesayangan baginda Nabi Muhammad SAW, Fatimah Az-Zahra. Fatimah yang juga istri Ali bin Abu Thalib, ini wafat pada 3 Ramadan tahun 11 Hijriah atau 23 November 632 Masehi. Dia dimakamkan pemakaman Baqi, Madinah.


 Ibrah dari kisah Fathimah Az-Zahra antara lain:

Kesederhanaan
·         Kehidupan keluarganya bersama Ali bin Abi Thalib penuh dengan kesederhanaan. Mahar Ali saat ingin melamar Fathimah pun hanya baju besi yang pernah diberikan oleh Rasulullah.
Keteguhan Hati
·         Ali saat mengetahui Fathimah banyak yang ingin menikahinya, tetapi semuanya ditolak, dan karena kesungguhan hati Ali, lamaran Ali untuk menikahi Fathimah pun diterima oleh Rasulullah.
Tidak ada percintaan sebelum pernikahan
·         Cinta dalam diam, Fathimah Az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib tidak pernah mengutarakan cinta antar satu dengan yang lainnya. Memang tidak ada percintaan sebelum pernikahan.
Amalan
·         Fathimah melakukan pekerjaan rumah tangganya sendiri, tidak ada pembantu yang membantunya karena tidak diizinkan oleh Rasulullah. Namun Rasulullah mengajarkan amalan yang melebihi memiliki seorang pembantu yaitu, apabila kita mendatangi tempat tidur sebaiknya dalam keadaan mengingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan cara membaca Subhanallah sebanyak 33 kali, Alhamdullillah 33 kali dan Allahu Akbar 34 kali.
Tidak adanya poligami
·         Rasulullah tidak mengizinkan Ali untuk menikah lagi, karena Fathimah merupakan bagian jiwa dari Rasulullah
Kemurkaan Fathimah Az-Zahra merupakan kemurkaan Allah dan Rasulullah
·         Dalam hadis riwayat Bukhari dalam Shahih Bukhari kitab nikah bab Dzabb ar-Rajuli, Rasulullah bersabda, “Fatimah adalah sebahagian daripadaku; barangsiapa ragu terhadapnya, berarti ragu terhadapku, dan membohonginya adalah membohongiku.”
·         Dalam hadis riwayat Bukhari dalam Shahih Bukhari Kitab Bad’ul Khalq bab Manaqib Qarabah, Rasulullah bersabda, “Fathimah adalah bahagian dariku, barangsiapa yang membuatnya marah, membuatku marah!”
Pemimpin Wanita
·         Fathimah binti Muhammad termasuk dalam 4 wanita penghuni surga yang paling utama bersama Khadijah binti Khuwailid, Maryam binti Imran, dan Asiyah binti Mazahim (istri Fir’aun)
Sifat-sifat beliau
·         Keutamaan akhlak yang mulia, ilmu pengetahuan yang tinggi, kefasihan yang mengungguli kaum pria sekalipun, kesabaran, ketabahan, kesederhanaan, kezuhudan, dan ketegaran hati.
·         Ketaatannya terhadap Allah, Fatimah dengan kecintaannya terhadap Rasulullah, Fatimah dengan kesetiaannya terhadap Ali.
Keunikan
·         Sebagai putri dari Rasulullah, putri dari Khadijah al-Kubra (Pemuka wanita Islam pertama), istri dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib (yang merupakan sahabat terdekat Nabi saw. dan orang pertama kali masuk Islam). Fatimah adalah ibu dari Sayyidain al-Hasan wal-Husain dan merupakan salah satu anggota khusus keluarga Nabi saw, yang disebut sebagai Ahlul Bait Yang Suci.
 Uwais Al-Qarni
Di Yaman, tinggallah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit sopak. Karena penyakit itu tubuhnya menjadi belang-belang. Walaupun cacat tapi ia adalah pemuda yang saleh dan sangat berbakti kepada ibunya, seorang perempuan wanita tua yang lumpuh. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan ibunya. Hanya satu permintaan yang sulit ia kabulkan. “Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersamamu. Ikhtiarkan agar ibu dapat mengerjakan haji,” pinta sang ibu.

Mendengar ucapan sang ibu, Uwais termenung. Perjalanan ke Mekkah sangatlah jauh, melewati padang tandus yang panas. Orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan. Lantas bagaimana hal itu dilakukan Uwais yang sangat miskin dan tidak memiliki kendaraan?
Uwais terus berpikir mencari jalan keluar. Kemudian, dibelilah seekor anak lembu, kira-kira untuk apa anak lembu itu? Tidak mungkin pergi haji naik lembu. Uwais membuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi ia bolak-balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit. “Uwais gila... Uwais gila..” kata orang-orang yang melihat tingkah laku Uwais. Ya, banyak orang yang menganggap aneh apa yang dilakukannya tersebut.

Tak pernah ada hari yang terlewatkan ia menggendong lembu naik-turun bukit. Makin hari anak lembu itu makin besar, dan makin besar pula tenaga yang diperlukan Uwais. Tetapi karena latihan tiap hari, anak lembu yang membesar itu tak terasa lagi. Setelah 8 bulan berlalu, sampailah pada musim haji. Lembu Uwais telah mencapai 100 kilogram, begitu juga otot Uwais yang makin kuat. Ia menjadi bertenaga untuk mengangkat barang. Tahukah sekarang orang-orang, apa maksud Uwais menggendong lembu setiap hari? Ternyata ia sedang latihan untuk menggendong ibunya.

Uwais menggendong Ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Makkah! Subhanallah, alangkah besar cinta Uwais pada ibunya itu. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya. Uwais berjalan tegap menggendong ibunya wukuf di Ka’bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat Baitullah. Di hadapan Ka’bah, ibu dan anak itu berdoa. “Ya Allah, ampuni semua dosa ibu,” kata Uwais. “Bagaimana dengan dosamu?” tanya sang Ibu keheranan. Uwais menjawab, “Dengan terampuninya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga. Cukuplah ridha dari ibu yang akan membawaku ke surga.”

Itulah keinginan Uwais yang tulus dan penuh cinta. Allah subhanahu wata’ala pun memberikan karunia untuknya. Uwais seketika itu juga sembuh dari penyakit sopaknya. Hanya tertinggal bulatan putih ditengkuknya. Tahukah kalian apa hikmah dari bulatan disisakan di tengkuknya Uwais tersebut? Ituah tanda untuk Umar bin Khaththab dan Ali bin Abi Thalib, dua sahabat Rasulullah untuk mengenali Uwais. Beliau berdua sengaja mencari di sekitar Ka’bah karena Rasulullah berpesan, “Di zaman kamu nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kalian berdua, pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman.”

“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan meminta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah, membenci padamu banyak bicara, dan banyak bertanya, demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan).” (HR Bukhari dan Muslim)

Uwais Al Qarni pergi ke Madinah
Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya Uwais Al Qarni sampai juga di kota Madinah. Segera ia mencari rumah Nabi Muhammad. Setelah ia menemukan rumah Nabi, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam, keluarlah seseorang seraya membalas salamnya. Segera saja Uwais Al Qarni menyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun ternyata Nabi tidak berada di rumahnya, beliau sedang berada di medan pertempuran. Uwais Al Qarni hanya dapat bertemu dengan Siti Aisyah r.a., istri Nabi. Betapa kecewanya hati Uwais. Dari jauh ia datang untuk berjumpa langsung dengan Nabi, tetapi Nabi tidak dapat dijumpainya.

Dalam hati Uwais Al Qarni bergejolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi dari medan perang. Tapi kapankah Nabi pulang? Sedangkan masih terniang di telinganya pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu,agar ia cepat pulang ke Yaman, “Engkau harus lepas pulang.”

Akhirnya, karena ketaatanya kepada ibunya, pesan ibunya mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi. Karena hal itu tidak mungkin, Uwais Al Qarni dengan terpaksa pamit kepada Siti Aisyah r.a., untuk segera pulang kembali ke Yaman, dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi. Setelah itu, Uwais pun segera berangkat pulang mengayunkan lengkahnya dengan perasaan amat sedih dan terharu.

Peperangan telah usai dan Nabi pulang menuju Madinah. Sesampainya di rumah, Nabi menanyakan kepada Siti Aisyah r.a., tentang orang yang mencarinya. Nabi mengatakan bahwa Uwais anak yang taat kepada orang ibunya, adalah penghuni langit. Mendengar perkataan Nabi, Siti Aisyah r.a. dan para sahabat tertegun. Menurut keterangan Siti Aisyah r.a. memang benar ada yang mencari Nabi dan segera pulang ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama. Nabi Muhammad melanjutkan keterangannya tentang Uwais Al Qarni, penghuni langit itu, kepada sahabatnya, “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda putih di tengah telapak tangannya.”

Sesudah itu Nabi memandang kepada Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khaththab seraya berkata, “Suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”

Waktu terus berganti, dan Nabi kemudian wafat. Kekhalifahan Abu Bakar pun telah digantikan pula oleh Umar bin Khaththab. suatu ketika Khalifah Umar teringat akan sabda Nabi tentang Uwais Al Qarni, penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kembali sabda Nabi itu kepada sahabat Ali bin Abi Thalib. Sejak saat itu setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib selalu menanyakan tentang Uwais Al Qarni, si fakir yang tak punya apa-apa itu yang kerjanya hanya menggembalakan domba dan unta setiap hari? Mengapa Khalifah Umar dan sahabat Nabi, Ali bin Abi Thalib selalu menanyakan dia?

Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka. Suatu ketika, Uwais Al Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu pun tiba di kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang baru datang dari Yaman, segera Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais Al Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais ada bersama mereka, dia sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib segera pergi menjumpai Uwais Al Qarni.

Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib memberi salam. Tapi rupanya Uwais sedang salat. Setelah mengakhiri salatnya dengan salam, Uwais menjawab salam Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib sambil mendekati kedua sahabat Nabi tersebut dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah dengan segera membalikan telapak tangan Uwais, seperti yang pernah dikatakan Nabi. Memang benar! Tampaklah tanda putih di telapak tangan Uwais Al Qarni.

Wajah Uwais nampak bercahaya. Benarlah seperti sabda Nabi. Bahwa ia adalah penghuni langit. Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib menanyakan namanya, dan dijawab, “Abdullah”. Mendengar jawaban Uwais, mereka tertawa dan mengatakan, “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?” Uwais kemudian berkata, “Nama saya Uwais Al Qarni”.

Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib memohon agar Uwais membacakan doa dan Istighfar untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada Khalifah, “Saya lah yang harus meminta do’a pada kalian”.

Mendengar perkataan Uwais, “Khalifah berkata, “Kami datang kesini untuk mohon doa dan istighfar dari Anda”. Seperti dikatakan Rasulullah sebelum wafatnya. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais Al Qarni akhirnya mengangkat tangan, berdoa dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menampik dengan berkata, “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.”

Fenomena ketika Uwais Al Qarni Wafat


Selang beberapa waktu, tersiar kabar kalau Uwais telah wafat akibat terserang penyakit, tahun 39 hijriyah, Uwais Al Qarni berpulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan di mandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yang ingin berebutan ingin memandikannya. Dan ketika di bawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana pun sudah ada orang-orang yang sudah menunggu untuk mengafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburannya, di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa ke pekuburannya, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk menusungnya.    

Meninggalnya Uwais Al Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak kenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais Al Qarni adalah seorang yang fakir yang tidak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu.

Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya, “Siapakah sebenarnya engkau Wahai Uwais Al Qarni? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir, yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya sehari-hari hanyalah sebagai pengembala domba dan unta? Tapi, ketika hari wafatnya, engkau menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal.mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya.”

Berita meninggalnya Uwais Al Qarni dan keanehan-keanehan yang terjadi ketika wafatnya telah tersebar kemana-mana. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya, siapa sebenarnya Uwais Al Qarni. Selama ini tidak ada orang yang
mengetahui siapa sebenarnya Uwais Al Qarni disebabkan permintaan Uwais Al Qarni sendiri kepada Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib agar merahasiakan tentang dia. Barulah di hari wafatnya mereka mendengar sebagaimana yang telah di sabdakan oleh Nabi, bahwa Uwais Al Qarni adalah penghuni langit.

Begitulah Uwais Al Qarni, sosok yang sangat berbakti kepada orang tua, dan itu sesuai dengan sabda Rasulullah ketika beliau ditanya tentang peranan kedua orang tua. Beliau menjawab, “Mereka adalah (yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu.” (HR Ibnu Majah).
 Ibrah dari kisah Uwais Al-Qarni
1.    Menunjukkan keutamaan birrul walidain, yaitu berbakti pada orang tua terutama ibu. Berbakti pada orang tua termasuk bentuk qurobat (ibadah) yang utama.
2.    Menunjukkan mu’jizat yang benar-benar nampak dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia adalah Uwais bin ‘Amir. Dia berasal dari Qabilah Murad, lalu dari Qarn. Qarn sendiri adalah bagian dari Murad.
3.    Uwais adalah orang yang menyembunyikan keadaan dirinya. Rahasia yang ia miliki cukup dirinya dan Allah yang mengetahuinya. Tidak ada sesuatu yang nampak pada orang-orang tentang dia. Itulah yang biasa ditunjukkan orang-orang bijak dan wali Allah yang mulia.
4.    Perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada Umar untuk meminta do’a dari Uwais, supaya ia berdo’a pada Allah untuk memberikan ampunan padanya.
5.    Dianjurkan untuk meminta do’a dan do’a ampunan lewat perantaraan orang shalih.
6.    Boleh orang yang lebih mulia kedudukannya meminta doa pada orang yang kedudukannya lebih rendah darinya. Di sini, Umar adalah seorang sahabat tentu lebih mulia, diperintahkan untuk meminta do’a pada Uwais –seorang tabi’in- yang kedudukannya lebih rendah.
7.    Uwais adalah tabi’in yang paling utama berdasarkan nash
8.    Menjadi orang yang tidak terkenal atau tidak ternama itu lebih utama.
9.    Keadaan Uwais yang lebih senang tidak tenar menunjukkan akan keutamaan hidup terasing dari orang-orang.
10.  Penilaian manusia biasa dari kehidupan dunia yang nampak. Sehingga mudah merendahkan orang lain. Sedangkan penilaian Allah adalah dari keadaan iman dan takwa dalam hati.

                                                                   BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari kisah Fathimah Az-Zahra
Fathimah AzZahra merupakan putri Rasulullah yang dilahirkan di Makkah, pada hari Jumat, 20 Jumadil Akhir, mempunyai kepribadian yang baik antara lain, ilmu pengetahuan yang tinggi, kefasihan yang mengungguli kaum pria sekalipun, kesabaran, ketabahan, kesederhanaan, kezuhudan, dan ketegaran hati. Ketaatannya terhadap Allah, Fatimah dengan kecintaannya terhadap Rasulullah, Fatimah dengan kesetiaannya terhadap Ali. Saling mencintai dengan Ali dalam diam, tidak ada percintaan sebelum pernikahan. Memiliki anak kembar yaitu Hasan dan Husein merupakan salah satu anggota khusus keluarga Nabi saw, yang disebut sebagai Ahlul Bait Yang Suci. Dan ketika Fathimah meminta pembantu kepada Rasulullah, tetapi Rasulullah tidak mengabulkannya, Rasulullah bahkan memberi amalan yang lebih mulia daripada seorang pembantu, yaitu Namun Rasulullah mengajarkan amalan yang melebihi memiliki seorang pembantu yaitu, apabila kita mendatangi tempat tidur sebaiknya dalam keadaan mengingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan cara membaca Subhanallah sebanyak 33 kali, Alhamdullillah 33 kali dan Allahu Akbar 34 kali. Dan kematian Fathimah Az-Zahra pada tanggal 3 Ramadhan 11 H.

Dari Kisah Uwais Al-Qarni
       
        Uwais Al-Qarni merupakan pemuda yatim dari Yaman yang sangat berbakti kepada ibu nya. Suatu ketika sang ibu ingin pergi haji, Uwais Al-Qarni berlatih menggendong lembu dari bawah bukit menuju atas bukit dan kembali lagi itu ia pergunakan agar bisa menggendong ibunya yang ingin haji dari Yaman ke Mekkah. Ketika Uwais ingin bertemu Rasulullah tetapi gagal, Rasulullah sedang dalam medan pertempuran. Akhirnya Uwais dipertemukan dengan Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib, dan meminta agar Uwais berdoa untuk mereka. Uwais adalah penghuni langit. Uwais meninggal pada tahun 39 H.